Bertarung di Dunia Fana - Review Deca-Dence

Sinopsis

Jauh di masa depan, mahluk hidup yang dikenal sebagai Gadoll tiba-tiba muncul sebagai ancaman bagi umat manusia. Manusia terakhir yang masih hidup di Bumi mengurung diri di Tank, distrik lebih rendah di benteng bergerak raksasa Deca-Dence. Sementara Roda Gigi yang tinggal di lantai atas adalah prajurit yang pergi untuk bertarung sebagai bagian dari Kekuatan, sebagian besar Tanker puas memberikan dukungan dari garis belakang, menyembelih daging Gadoll dan memperkuat pertahanan. Natsume termasuk di antara mereka yang lebih suka pergi ke garis depan; tidak terpengaruh oleh lengan kanan palsu miliknya, dia berusaha untuk bergabung dengan sejumlah kecil tentara Tanker yang bergabung dengan Gears dalam pertempuran.

Tetapi meskipun rekan-rekannya di panti asuhan masing-masing menerima tugas kerja mereka, pendaftaran Natsume ke Power tetap tidak disetujui. Sementara itu, dia memulai pekerjaan sebagai pembersih di tim perbaikan baju besi yang dipimpin oleh Kaburagi yang berhidung keras dan apatis, yang tampaknya lebih dari yang dia biarkan. Meskipun awalnya bersikap dingin terhadap bawahannya yang idealis, dia segera menyadari di dalam dirinya potensi untuk mengganggu status quo dunia. Sebagai mentor baru Natsume, Kaburagi mempersiapkannya untuk peran khusus dan unik sebagai bug yang mengubah permainan dalam sistem.

 

»INFO

Judul:

-デカダンス(JPN)

- Deca-Dence(English)

Tipe: TV

Episode: 12 Episodes

Status: Selesai Tayang

Penayangan: 8 Juli 2020 - 23 September 2020

Tayang Perdana: Musim Panas 2020

Genre: Aksi, Sci-Fi, Petualangan

Produser: AT-X , Kadokawa Media House , Kadokawa , NewGin

Studio: Nut

Sumber: Orisinal

Durasi: 23 min/eps

 

»Cast

1. Takahashi Rie sebagai Myuu

2. Murase Ayumu sebagai Echo Reck

3. Murase Michiyo sebagai Jill

4. Kitamura Eri sebagai Kurenai

5. Toriumi Kousuke sebagai Minato

6. Koyama Rikiya sebagai Donatello

 

Ulasan

Mengangkat tema post-apocalypse, Deca-Dence menjadi salah satu anime dengan pendekatan cerita yang cukup unik. Premisnya bisa dibilang eksentrik, namun dengan eksekusi yang baik, premis yang eksentrik ini menjadi sebuah anime yang epik.

Sangat disayangkan Deca-Dence hanya tayang selama 12 episode sehingga cerita yang diangkat dan digali masih kurang dalam. Bagaimana terjadinya apocalypse yang membuat dunia mereka sekarat itu sendiri juga tidak dijelaskan secara spesifik. Hanya melalui narasi di awal-awal episode saja yang menjadi petunjuk.

Meski begitu, hal ini tidak mengganggu kenikmatan kita saat menonton serial satu ini.

Dua karakter utamanya membawa dua Point of View yang berbeda. Dunia manusia diwakilkan oleh Natsume, bukannya ingin hidup damai dalam perlindungan, Natsume justru ingin melawan Gadoll dengan harapan mengembalikan kondisi kehidupan manusia seperti semula. Berjuang mencari harapan dari gelapnya dunia, sangat merepresentasikan manusia pada umumnya.

Di sisi lain, dunia Cyborg diwakilkan oleh Kaburagi. Sosok yang dingin, kuat dan berwibawa namun juga ia pendiam, dan pasif meskipun ia tahu semua rahasia dibalik kehidupan di bumi. Memilih hidup seadanya dan tidak peduli atas kondisi bumi sangat menggambarkan cyborg yang telah mengambil alih kehidupan manusia. Kedua perbedaan besar ini menjadi daya tarik utama dalam seria ini.

Membawa unsur kartun dan realistis kedalam satu anime, tentu saja ini menjadi sebuah tantangan tersendiri karena unsur ini bisa saja saling bertabrakan. Namun dalam serial satui ini, kedua elemen dapat disatukan dengan baik.

Hal berikutnya yang menjadi nilai plus adalah adegan aksi pertarungan udara dan desain monster yang ada dalam serial ini. Pergerakan Natsume dan Kaburagi cukup halus dan bisa dinikmati dengan mudah, transisi antar aksi juga dibuat sangat bagus. Mereka bisa berbangga diri dalam desai dan animasi dalam Deca-Dence. Mengingat studio ini juga pernah menangani Youjo Senki.

Banyak yang bilang bahwa serial ini mempunyai backsound yang bagus, namun saya sendiri tidak setuju dengan pendapat itu. Backsound dalam serial ini memang melakukan pekerjaannya dengan baik, menguatkan emosi yang ditampilkan. Kita bisa menemukan hal ini dalam serial lain.

Lagu tema pembukanya dinyanyikan oleh Suzuki Konomi dengan judul “Theater of Life” dan lagu tema penutupnya dinyanyikan oleh Kashitarou Itou dengan judul “Kioku no Hakobune”.

 

Kesimpulan Akhir

Saya sangat menikmati saat menonton serial anime ini, bahkan anime ini menjadi salah satu anime kesukaan saya ditahun 2020 ini dan anime bergenre aksi yang saya sukai karena saya sangat tidak menyukai genre aksi. Premis aneh nan eksentrik namun dieksekusi dengan matang membuat kualitas anime ini sangat bagus.

Sekian saja ulasan saya mengenai serial anime ini.


Salam Hangat

Wibu Sampah


Post a Comment

1 Comments

  1. Seperti biasa, update tengah malam.
    Yeah, ini memang anime orisinal yang lumayan bagus setelah Great Pretender yang dibahas beberapa waktu lalu. Namun yang agak kurang saya suka adalah alurnya yang lumayan cepat. Meskipun mudah untuk diikuti ya..

    ReplyDelete